Bisakah Syibhul Jumlah Menjadi Khobar?
Kalau kita mempelajari jurumiyyah, Ibnu Ajurrum menyebutkan bahwasannya khobar terbagi menjadi 2:
1. Mufrod
2. Goiru mufrod
Dan goiru mufrod terbagi menjadi 4 jenis:
1. Jar majrur
2. Dzhorof
3. Jumlah fi'liyyah
4. Jumlah ismiyyah
Pada matan tersebut ada indikasi bahwa pengarang kitab Jurumiyyah yaitu Ibnu Ajurrum condong kepada kufiyyin, yaitu beliau memasukkan syibhul jumlah bisa menjadi khobar.
Yang menjadi pertanyaan adalah, apakah benar syibhul jumlah bisa menjadi khobar?
Kufiyyun mengatakan bahwa syibhul jumlah bisa menjadi khobar, sedangkan basriyyun tidak bisa.
Kenapa basriyyun mengatakan bahwa syibhul jumlah tidak bisa menjadi khobar? Karena syibhul jumlah menurut mereka tidak mufidah. Fungsinya di dalam kalimat adalah sebagai wadah (maksudnya waktu atau tempat) terjadinya suatu pekerjaan. Makanya disebut dzhorof. Dzhorof itu artinya wadah/mangkok.
Menurut basriyyun, bagaimana bisa ada wadah tapi isinya (pekerjaannya) tidak ada?
Contohnya
زَيْدٌ عِنْدَكَ
Zaid ada di sampingmu. Lalu apa yang dilakukannya? Sedang apa Zaid berada di sampingmu? Artinya dia belum mufidah, masih timbul pertanyaan, ini pemikiran basriyyun, bahwa syibhul jumlah tidak bisa mengabari atau memberikan informasi kepada mubtada', karena akan menimbulkan pertanyaan baru.
Lalu khobarnya mana? khobarnya mahdzuf. Takdirnya apa? apapun. Minimal "diam", karena "diam" juga pekerjaan. Makanya minimalnya: كَائِنٌ, مَوْجُوْدٌ, مُسْتَقِر itu artinya "diam". Karena kata basriyyun tidak mungkin ada wadah tidak ada pekerjaannya.
Berbeda dengan kufiyyun yg mengatakan bahwa syibhul jumlah bisa menjadi khobar. Karena kenyataannya kata-kata كَائِنٌ dan semacamnya itu tidak pernah muncul. Menurut kufiyyun, basriyyun itu mengkhayalkan sesuatu yg tidak pernah ada. Maka mereka mengi'rob syibhul jumlah dengan (فِي مَحَلِّ رَفْعٍ خَبَر) selesai. Cepat. Kufiyyun lebih mencari yang praktis dan sesuai dengan dzhohir nash. Mereka tidak mau mentakwil.
Jadi antum mau memilih yang mana? pendapat kufah yang simpel dan cepat, atau basroh yang mengatakan bahwa ada khobar yang mahdzuf?
Faidah ini diambil dari buku Nafasah Jurumiyah yang ditulis oleh Abu Kunaiza. Bagi yang ingin memesan bukunya silahkan klik: beli bukunya.